A. Definisi
Komunikasi
Komunikasi sering kita lakukan
dalam sehari-hari, komunikasi ini merupakan kebutuhan yang paling mendasar
manusia. Saat seseorang dengan orang lain berdekatan maka terjadi komunikasi
secara verbal, namun jika mereka berada dalam jarak yang jauh mereka
menggunakan beberapa cara untuk berkomunikasi.
Komunikasi sangat penting digunakan
untuk bersosialisasi dengan lingkungan agar dapat mengetahui apa yang ingin
kita ketahui. Selain itu komunikasi dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun oleh
karena itu komunikasi sebagai kebutuhan sehari-hari yang kita butuhkan tanpa
adanya komunikasi pasti orang akan kesulitan untuk berinteraksi tanpa adanya
bantuan tersbut. Berikut pengertian komunikasi menurut para ahli.
Raymond Ross, Komunikasi adalah menyotir dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respon/makna dari pemikiran serupa dengan dimaksudkan dengan komuniaktor
Raymond Ross, Komunikasi adalah menyotir dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respon/makna dari pemikiran serupa dengan dimaksudkan dengan komuniaktor
A
Winnet, Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu
maksud dari sumber kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri
aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut.
Karfried
Knapp, Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang
menggunakan sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata)
dan non verbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung / tatap muka
atau melalui media lain (tulisan, oral, dan visual).
Charles
H. Cooley, Komuniksi berarti suatu mekanisme hubungan antar
manusia dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui
ruang dan menyimpan dalam waktu
B.
Proses
Komunikasi
1. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah
proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam
proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture,
isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu
menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Seperti disinggung di muka, komunikasi
berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh
komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses membuat pesan yang setala
bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama
komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada
komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya
ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan.
Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari
komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan
atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam
proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan
dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).
2. Proses
komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan
alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media
pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke
dua dalam menyampaikan komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di
tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat
kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering
digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan
media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi,
radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.)
C. Hambatan
Komunikasi
1.
Status
Efect
Adanya
perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya
karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun
perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut
mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2.
Semantic
Problem
Faktor
semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk
menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi
seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab
kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah
pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada
gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya
kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan
demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3.
Perceptual
Distorsion
Perceptual
distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada
diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit
terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan
wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
4.
Cultural
differences
Hambatan
yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan
kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi
terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa
kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata
“jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa
mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5.
Physical
Distraction
Hambatan
ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya
komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan
atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6.
Poor
choice of communication channels
Adalah
gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan
komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang
terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada
pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak
dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7.
No
Feed Back
Hambatan
tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak
adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi
satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu
gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut
para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak
peduli dengan gagasan seorang manajer.
D.
Definisi
Komunikasi Interpersonal efektif
Komunikasi yang efektif ditandai dengan
hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila
isi pesan kita dipahami, tetapi hubungan di antara komunikan menjadi rusak.
Anita Taylor mengatakan Komunikasi interpersonal yang efektif meliputi
banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting.
Untuk menumbuhkan dan meningkatkan
hubungan interpersonal, kita perlu meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa
faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah:
1. Percaya
(trust)
Bila
seseorang punya perasaan bahwa dirinya tidak akan dirugikan, tidak akan
dikhianati, maka orang itu pasti akan lebih mudah membuka dirinya. Percaya pada
orang lain akan tumbuh bila ada faktor-faktor sebagai berikut:
a. Karakteristik
dan maksud orang lain, artinya orang tersebut memiliki kemampuan, keterampilan,
pengalaman dalam bidang tertentu. Orang itu memiliki sifat-sifat bisa diduga,
diandalkan, jujur dan konsisten.
b. Kualitas
komunikasi dan sifatnya mengambarkan adanya keterbukaan. Bila maksud dan tujuan
sudah jelas, harapan sudah dinyatakan, maka sikap percaya akan muncul.
2. Perilaku
suportif akan meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa ciri perilaku suportif
yaitu:
a. Evaluasi
dan deskripsi: maksudnya, kita tidak perlu memberikan kecaman atas kelemahan
dan kekurangannya.
b. Orientasi
masalah: mengkomunikasikan keinginan untuk kerja sama, mencari pemecahan
masalah. Mengajak orang lain bersama-sama menetapkan tujuan dan menetukan cra
mencapai tujuan.
c. Spontanitas:
sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang pendendam.
d. Empati:
menganggap orang lain sebagai persona.
e. Persamaan:
tidak mempertegas perbedaan, komunikasi tidak melihat perbedaan walaupun status
berbeda, penghargaan dan rasa hormat terhadap perbedaan-perbedaan pandangan dan
keyakinan.
f. Profesionalisme:
kesediaan untuk meninjau kembali pendapat sendiri.
3. Sikap
terbuka, kemampuan menilai secara obyektif, kemampuan membedakan dengan mudah,
kemampuan melihat nuansa, orientasi ke isi, pencarian informasi dari berbagai
sumber, kesediaan mengubah keyakinannya, profesional dll.
Komunikasi Interpersonal memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
a. Pihak-pihak
yang melakukan komunikasi berada dalam jarak yang dekat.Pihak yang dapat
dikatakan melakukan komunikasi interpersonal harus tidak berada dalam jarak
jauh melainkan saling berdekatan/ face to face. Apabila salah satu lawan bicara
menggunakan media dalam penyampaian pesan karena perbedaan jarak, itu tidak
dapat dikatakan sebagai komunikasi interpersonal.
b. Pihak-pihak
yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara spontan baik secara
verbal maupun non verbal.Di dalam komunikasi interpersonal feed back yang
diberikan oleh komunikan biasanya secara spontan begitu juga dengan tanggapan
dari komunikator. Dengan respon yang diberikan secara spontan dapat mengurangi
kebohongan salah satu lawan bicara dengan cara melihat gerak gerik ketika sedang
berkomunikasi.
c. Keberhasilan
komunikasi menjadi tanggung jawab para peserta komunikasi.Mutual
understandingakan diperoleh dalam komunikasi interpersonal ini, apabila
diantara kedua belah pihak dapat menjalankan dan menerapkan komunikasi ini dengan
melihat syarat-syarat yang berlaku seperti, mengetahui waktu, tempat dan lawab
bicara.
d. Kedekatan
hubungan pihak-pihak komunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan
atau respon nonverbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang
ekspresif, dan jarak fisik yang dekat.Kita dapat membedakan seberapa dekat
hubungan seseorang dengan lawan bicaranya, hal ini dapat dilihat dari respon
yang diberikan. Misalnya kedekatan dalam berkomunikasi antara sepasang kekasih
dengan sepasang persahabatan, melalui respon nonverbal kita dapat melihat
mereka sepasang kekasih atau hanya teman biasa.
e. Meskipun
setiap orang berhak mengubah topik dalam pembicaraan, akan tetapi didalam
kenyataannya komunikasi interpersonal bisa saja didominasi oleh satu pihak
misalnya komunikasi dosen-murid didominasi oleh dosen, komunikasi suami-istri
didominasi oleh suami. Didalam komunikasi interpersonal sering kali kita
menggangap pendengaran dan penglihatan sebagai indera primer, padahal sentuhan
dan penciuman juga sama pentingnya dalam menyampaikan pesan-pesan bersifat
intim. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa komunikasi interpersonal sangat
pontensial dalam hal membujuk lawan bicara kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar